Kamis, 12 Februari 2009

pakar hubungan internasional Jepang, Nicholas Szechenyi menuturkan, Hillary akan mendiskusikan masalah krisis global dengan pemimpin Negeri Sakura tersebut. Kemungkinan, Hillary akan berbagai pandangan untuk berkoordinasi mengenai po-sisi dan pendapat mereka sebelum G20 pada April mendatang di London. WASHINGTON (SuaraMedia) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton akan menggelar kunjungan ke Asia pekan depan. Kunjungan ini merupakan langkah pendekatan terhadap kekuatan Asia dalam menghadapi krisis ekonomi global, perubahan iklim, dan persenjataan nuklir.Kemudian, dengan terpilihnya Jepang, Indonesia, Korea Selatan (Korsel), dan China, merefleksikan pencarian strategi jangka panjang untuk menghadapi perubahan dinamika dalam dunia politik, ekonomi, dan kekuatan militer. Pendahulunya, Condoleezza Rice, mengawali kunjungan kerja ke Eropa dan Timur Tengah. Bagi Michael Green, mantan penasihat Asia pada pemerintahan George W Bush, langkah Hillary untuk fokus terhadap tantangan dan kesempatan di Asia adalah kebijakan tepat. Yakinlah, kata Green, krisis saat ini berkisar pada pasar keuangan global,Timur Tengah, Irak, Afghanistan, dan Iran. "Tapi, sejarawan akan menghakimi bahwa pemerintahan ini dan generasi kita telah mengalihkan kekuatan dan perhatian dari Barat ke Timur. Pasalnya, bersinarnya China dan India serta tumbuhnya kepercayaan diri dan perubahan politik dan sosial di negara-negara seperti Indonesia, Jepang, dan Korea," paparnya.Tidak seperti di Timur Tengah dan Eropa,yang mengalami penurunan citra AS setelah invasi Irak pada 2003. Karena itu, para analis mengemukakan bahwa di Asialah Presiden Barack Obama mendapatkan warisan posisi AS begitu kuat dari Bush. The Chicago Council on Global Affairs menyatakan bahwa Hillary yang berkunjung ke wilayah Asia, tempat di mana AS menggunakan kekuatan lunak melalui ekonomi, diplomasi, budaya, lebih berpengaruh dibandingkan dengan kekuatan militer."Rencana kunjungan Hillary menunjukkan pemerintahan Obama ingin memperkuat berbagai tantangan di wilayah itu," ujar Thomas Wright, pemimpin Chicago Council. Green juga memperkirakan pemimpin diplomat AS itu akan fokus terhadap permasalahan krisis keuangan global dan memerangi perubahan iklim.Selain itu, Hillary akan menghidupkan kembali negosiasi enam negara (AS, Rusia, China, Jepang, Korsel, dan Korea Utara) dalam perlucutan senjata nuklir Pyongyang. "Hillary memilih Jepang dalam kunjungan pertama ke Asia untuk menghaluskan bulu yang telah dia acak-acak," kata Green.Pasalnya, ketika Hillary berkampanye perebutan kursi kepresidenan AS dengan mengatakan bahwa hubungan dengan China harus diutamakan dibandingkan lainnya. Pejabat AS mengemukakan, Hillary akan berkunjung ke Asia bersama Todd Stern, delegasi khusus perubahan iklim, dan Christopher Hill, kandidat Duta Besar AS di Irak.Di Tokyo, pakar hubungan internasional Jepang, Nicholas Szechenyi menuturkan, Hillary akan mendiskusikan masalah krisis global dengan pemimpin Negeri Sakura tersebut. Kemungkinan, Hillary akan berbagai pandangan untuk berkoordinasi mengenai po-sisi dan pendapat mereka sebelum G20 pada April mendatang di London. Sepertinya dalam kunjungan tersebut, Jepang akan memberikan pendapat penting mengenai dua warga negaranya yang diculik Korea Utara (Korut) selama Perang Dingin. Selain itu, perihal nuklir Korut juga akan didiskusikan lebih detail yang memicu ketegangan internasional. Szechenyi mengungkapkan, Hillary akan mendiskusikan Pyongyang dalam kunjungannya ke Korsel. Hillary memilih Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara dalam kunjungan itu. Pakar Asia Tenggara James mengemukakan, Hillary akan meletakkan dasar untuk transformasi hubungan dan mitra kerja sama strategi dengan negara umat Islam terbesar di dunia. (okz) http://www.suaramedia.com

Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar